Stephan Gultom

Minggu, 22 Mei 2011

Imunisasi Anak

Difteri
Difteri disebabkan oleh bakteri yang ditemukan di mulut, tenggorokan dan hidung. Difteri menyebabkan selaput tumbuh di sekitar bagian dalam tenggorokan. Selaput tersebut dapat menyebabkan kesusahan menelan, bernapas, dan bahkan bisa mengakibatkan mati lemas. Bakteri menghasilkan racun yang dapat menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan berbagai komplikasi berat seperti kelumpuhan dan gagal  jantung. Sekitar 10 persen penderita difteri akan meninggal akibat penyakit ini. 
Difteri dapat ditularkan melalui batuk dan bersin orang yang terkena penyakit ini. 

Tetanus
Tetanus disebabkan oleh bakteri yang berada di tanah, debu, dan kotoran hewan. Bakteri ini dapat memasuki tubuh melalui luka sekecil tusukan jarum. Tetanus tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain. Tetanus adalah penyakit yang menyerang sistem saraf dan seringkali menyebabkan kematian. Tetanus menyebabkan kekejangan otot yang mula-mula terasa pada otot leher dan rahang. Tetanus dapat mengakibatkan kesusahan bernapas, kejang-kejang yang terasa sakit, dan detak jantung yang tidak normal. Karena imunisasi yang efektif, penyakit tetanus kini jarang ditemukan di Australia, namun penyakit ini masih terjadi pada orang dewasa yang belum diimunisasi terhadap penyakit ini atau belum pernah disuntik ulang [disuntik vaksin dosis booster].
 
Batuk Rejan
Batuk rejan adalah penyakit yang menyerang saluran udara dan pernapasan dan sangat mudah menular. Penyakit ini menyebabkan serangan batuk parah yang berkepanjangan. Di antara serangan batuk ini, anak akan megap-megap untuk bernapas. Serangan batuk seringkali diikuti oleh muntah-muntah dan serangan batuk dapat berlangsung sampai berbulan-bulan.
Dampak batuk rejan paling berat bagi bayi berusia 12 bulan ke bawah dan seringkali memerlukan rawat inap di rumah sakit. Batuk rejan dapat mengakibatkan komplikasi seperti pendarahan, kejang–kejang, radang paru–paru, koma, pembengkakan otak, kerusakan otak permanen, dan kerusakan paru–paru jangka panjang. Sekitar satu di antara 200 anak di bawah
usia enam bulan yang terkena batuk rejan akan meninggal. Batuk rejan dapat ditularkan melalui batuk dan bersin orang yang terkena penyakit ini.

Hepatitis B
Virus Hepatitis B mempengaruhi hati dan dapat menyebabkan:
  • Demam
  • Rasa mual dan diare
  • Keletihan
  • Air seni berwarna gelap dan kulit berwarna kuning
Virus Hepatitis B biasanya disebarkan melalui kontak dengan cairan tubuh (darah, air liur, air mani) penederita penyakit ini, atau dari ibu ke anak pada saat melahirkan. Kebanyakan anak kecil yang terkena virus Hepatitis B akan menjadi “pembawa virus”. Ini berarti mereka dapat memberikan penyakit tersebut pada orang lain walaupun mereka tidak menunjukan gejala apapun. Jika anak anda terkena Hepatitis B dan menjadi “pembawa virus”, mereka akan memiliki resiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit hati dan kanker nantinya dalam hidup.
 
Polio
Polio dapat menyebabkan gejala yang ringan atau penyakit yang sangat parah. Penyakit ini dapat menyerang sistem pencernaan dan sistem saraf. Polio menyebabkan demam, muntah-muntah, dan kekakuan otot dan dapat menyerang saraf-saraf, mengakibatkan kelumpuhan permanen. Penyakit ini dapat melumpuhkan otot pernapasan dan otot yang mendukung proses penelanan, menyebabkan kematian. Di antara dua sampai lima persen penderita polio akan meninggal akibat penyakit ini dan sekitar 50% pasien yang masih bertahan hidup menderita kelumpuhan seumur hidup. Polio dapat ditularkan jika tinja penderita mencemari makanan, air atau tangan.
 
Hib
Penyakit Hib adalah penyebab paling umum infeksi mematikan pada anak berusia di bawah lima tahun sebelum ditemukannya vaksinasi Hib rutin pada tahun 1993. Kasus infeksi Hib sebelum tersedianya vaksin paling sering terjadi pada anak berusia di bawah lima
tahun dan jarang terjadi setelah usia lima tahun. Meskipun kemiripan namanya, penyakit ini tidak ada hubungannya dengan infl uenza. Haemophilus infl uenzae adalah bakteri yang biasanya hidup di jalur pernapasan bagian atas. 
Penyakit Hib dapat menyebabkan:
  • Meningitis, infeksi pada selaput yang melindungi otak
  • Epiglottitis, bengkaknya tenggorokan yang dapat menghambat pernapasan
  • Septic arthritis, infeksi pada sendi
  • Cellulitis, infeksi pada jaringan di bawah kulit biasanya di muka
  • Radang paru-paru
Gejala tersebut dapat berkembang cepat dan jika dibiarkan tanpa perawatan, dapat cepat menyebabkan kematian.
 

Imunisasi Difteri, tetanus, batuk rejan, hepatitis B, polio dan Hib 
Difteri, tetanus, batuk rejan, polio hepatitis B, dan Hib dapat dicegah melalui sebuah kombinasi
vaksin yang aman dan efektif yang disebut Infanrix hexa®. Beberapa kali suntikan dibutuhkan sebelum mendapatkan perlindungan yang baik. Vaksin Infanrix hexa® mengandung sejumlah kecil toksin difteri dan tetanus yang telah dimodifi kasi sehingga tidak berbahaya. Vaksin ini juga mengandung bagian dari bakteri pertussis yang telah dimurnikan, bagian dari virus hepatitis B yang tidak aktif, tiga jenis virus polio yang tidak aktif, dan ‘gula’ Hib. Vaksin ini juga mengandung sejumlah kecil garam aluminium, sejumlah kecil antibiotik, pengawet dan mungkin juga mengandung protein dari ragi.
 
Daftar cek pra-imunisasi
Sebelum anak anda diimunisasi, beritahu dokter atau
perawat jika hal-hal berikut berlaku:
  • Anak anda merasa tidak enak badan pada hari imunisasi (suhu tubuh di atas 38.5˚C)
  • Pernah mengalami reaksi yang berat terhadap vaksin apapun
  • Pernah menderita alergi parah terhadap unsur vaksin apapun (misalnya, neomycin)
Kemungkinan efek samping imunisasi difteri, tetanus, batuk rejan, hepatitis B, polio dan Hib
Reaksi terhadap vaksin difteri, tetanus, batuk rejan, hepatitis B, polio dan Hib jauh lebih jarang terjadi dibandingkan komplikasi yang disebabkan penyakitpenyakit tersebut.
 
Efek samping umum
  • Mudah marah, menangis, gelisah dan umumnya tidak senang
  • Rasa kantuk dan lelah
  • Demam ringan
  • Kesakitan, kemerahan dan pembengkakan pada tempat bekas suntikan
  • Benjolan kecil sementara pada tempat bekas suntikan
Efek samping yang sangat jarang

  • Peristiwa Kejadian hypotonic-hyporesponsive (Hypotonic-hyporesponsive episode yangdisebut HHE). Balita mungkin menunjukkan tanda-tanda pucat, lemah dan tidak bereaksi apapun. Hal ini dapat terjadi sekitar satu sampai 48 jam setelah vaksinasi. Gejala ini dapat berlangsung selama beberapa menit sampai 36 jam. Pemeriksaan lebih lanjut pada anak yang mengalami HHE menunjukkan bahwa tidak ada dampak jangka panjang pada saraf atau efek samping lainnya.
  • Reaksi alergi berat :Jika reaksi ringan terjadi, reaksi tersebut dapat berlangsung selama sehari sampai dua hari. Efek samping tersebut bisa dikurangi dengan:
  • Minum cairan lebih banyak
  • Tidak memakai pakaian terlalu banyak
  • Mengompres tempat bekas suntikan dengan kain basah yang dingin
  • Memberikan anak anda paracetamol untuk mengurangi demamnya (perhatikan dosis yangdianjurkan untuk usia anak anda)
Jika reaksi sangat berat atau berkelanjutan, atau jika anda khawatir, hubungi dokter anda atau rumah sakit.